Agaknya hampir semua orang, terutama yang telah melek huruf dan pernah menulis surat, mengenal yang namanya kartu pos. Selembar kertas agak tebal yang berukuran sekitar 10 x 15 sentimeter atau 13 x 18 sentimeter itu, memang banyak dimanfaatkan untuk mengirim kabar. Orang menuliskan kabar di kartu pos, kemudian mengirimkan ke tujuan melalui kantor pos.
Dalam perkembangannya, kartu pos bukan sekadar sebagai wahana untuk mengirim kabar saja, tetapi juga menjadi benda koleksi. Kolektor kartu pos berasal dari semua golongan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua yang sudah berambut putih. Kolektor kartu pos juga berasal dari latar belakang ekonomi dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda.
Begitu banyaknya kolektor kartu pos, sampai ada yang mengatakan bahwa hobi mengoleksi kartu pos merupakan hobi terbesar ketiga di dunia, setelah hobi filateli (koleksi prangko dan benda pos lainnya) serta numismatik (koleksi mata uang, medali, dan sejenisnya). Kalau hobi mengumpulkan prangko dan benda pos lainnya disebut filateli, lalu hobi mengoleksi mata uang dan medali disebut numismatik, maka hobi mengoleksi kartu pos disebut deltiologi.
Sama seperti juga filateli dan numismatik, untuk deltiologi saat ini banyak sekali perkumpulan kolektor kartu pos di berbagai negara. Para pedagang yang mengkhususkan diri menjual kartu-kartu pos untuk koleksi, juga tak sedikit jumlahnya. Coba saja bila melakukan pencarian melalui internet, cukup dengan mengetik kata postcard for sale, maka akan banyak sekali keluar situs web pedagang kartu pos untuk koleksi.
Hobi deltiologi juga telah berkembang lebih dari sekadar mengumpulkan kartu pos saja. Para kolektor juga mengadakan penelitian atau mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan kartu pos itu. Mulai dari segi desain, bentuk, proses cetak, sampai sejarah yang melatarbelakangi terbitnya kartu pos tertentu.
Koleksi yang ada juga banyak sekali pilihannya. Ada yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut post card. Ini adalah kartu pos biasa tanpa cetakan prangko dan bisa diterbitkan oleh siapa pun, baik oleh pemerintah melalui administrasi pos maupun oleh swasta.
Ada juga yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut postal card. Ini adalah kartu pos bercetakan prangko, artinya pada kartu pos telah dicetak prangkonya sekaligus, sehingga pengirim tak perlu repot menempelkan prangko lagi. Postal card ini hanya diterbitkan oleh administrasi pos atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah suatu negara untuk menerbitkan kartu pos bercetakan prangko itu.
Kartu-kartu pos itu ada yang dicetak hanya ruang kosong dan ruang untuk alamat pengirim serta alamat penerima, serta dicetak pula prangkonya untuk postal card, namun tak sedikit pula kartu pos yang dicetak dengan berbagai macam gambar menarik. Mulai dari gambar tempat-tempat wisata terkenal, sampai gambar flora, fauna, pemandangan alam, bangunan-bangunan bersejarah, tokoh-tokoh terkemuka, dan banyak lagi.
Mereka yang bergelut dalam hobi deltiologi, tentu saja mengoleksi kartu pos yang diinginkan sesuai dengan minat masing-masing. Ada yang mengumpulkan dalam kondisi mint (belum terpakai), dan ada juga yang mengoleksi kartu pos used (bekas pakai), yang sudah dikirim melalui kantor pos ke alamat tujuannya.
Kolektor juga sangat hati-hati dalam memilih kartu pos yang ingin dikoleksinya, yang tentu saja yang terbaik itulah yang dipilih. Tak heran bila di kalangan kolektor kartu pos, juga dikenal "tingkatan" yang menentukan nilai sebuah kartu pos. Tingkatan ini biasanya diberlakukan untuk kartu pos mint, tetapi dapat pula dipakai untuk menentukan kondisi kartu pos used.
Untuk tingkatan yang paling tinggi disebut Excellent, untuk menunjukkan kartu pos yang dalam kondisi sangat sempurna, belum ada bekas lipatan atau goresan. Kemudian tingkatan Very Good, untuk kartu pos yang kondisi sudut-sudutnya mungkin sedikit terlipat. Tingkatan berikutnya adalah yang disebut Good, untuk kartu pos yang sudutnya sedikit terlipat dan mungkin ada pula goresan, namun hanya sedikit dan tak begitu kentara. Tingkatan paling rendah disebut Fair, untuk kartu pos yang kondisinya ada bekas lipatan dan goresan, tetapi masih merupakan benda koleksi berharga bila kartu pos itu tergolong langka, misalnya karena dicetak dalam jumlah yang hanya sedikit.
Tuesday, April 22, 2008
Kartu Pos, dari Wahana Berkirim Kabar sampai Benda Koleksi
Tuesday, April 15, 2008
10 Jurus Mendapatkan Foto Berkualitas dengan Ponsel
Kamera saat ini menjadi fitur yang cukup penting dalam penggunaan ponsel. Kualitas kamera dalam ponsel seringkali menjadi pertimbangan utama pemilihan sebuah produk.
Ponsel dengan kamera berkualitas baik biasanya mahal, namun dengan ponsel berkamera standar pun kita sebenarnya bisa memaksimalkan fitur menarik ini dengan teknik pengambilan gambar yang baik. Dikutip dari detikINET dari dPS, Rabu (2/4/2008), berikut ini 10 hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil gambar yang baik dari kamera ponsel.
1. Pencahayaan yang Cukup
Semakin baik pencahayaan, akan semakin baik pula hasil foto yang didapat. Hasil pemotretan di luar ruangan biasanya lebih baik daripada di dalam ruangan karena cahaya lampu harus diseimbangkan dengan cahaya lain agar objek terlihat natural.
2. Atur Jarak Kamera dan Obyek
Kamera ponsel memiliki resolusi yang terbatas bila dibandingkan dengan kamera digital sehingga obyek yang difoto harus berjarak dekat agar obyek tak terlihat kecil. Pengaturan jarak kamera dan obyek dapat diatur dengan fitur zoom. Sebaliknya, foto dengan jarak yang terlalu dekat dengan obyek menyebabkan distorsi dan foto yang tidak fokus.
3. Jaga Kestabilan Kamera
Tidak hanya kamera ponsel, kamera apapun juga akan menghasilkan foto yang baik dalam keadaan stabil. Semakin stabil kamera, semakin baik foto.
4. Gunakan Fitur Edit Foto
Edit foto dengan fitur yang ada dalam ponsel sesuai kebutuhan sehingga hasil foto sesuai dengan keinginan.
5. Simpan Semua Hasil Jepretan Foto
Jangan terburu-buru membuang foto yang terlihat jelak di ponsel karena di foto tersebut bisa saja terlihat bagus saat ditampilkan di layar komputer dengan berbagai editan dari software tertentu.
6. Gunakan Zoom Apabila Diperlukan
Fitur zoom yang ada di ponsel boleh saja digunakan jika memang diperlukan, namun hasil foto akan lebih baik jika pengaturan jarak dilakukan manual bukan dengan zoom.
7. Cari Foto Dengan Angle yang Berbeda
Foto-foto aneh seringkali dianggap unik. Ambil foto dengan angle yang tidak biasa, sehingga hasil foto pun menjadi luar biasa.
8. Atur Susunan Objek Foto
Keseimbangan dan keteraturan objek yang akn difoto akan menentukan bagus tidaknya hasil jepretan.
9. Jaga Kebersihan Lensa Kamera
Simpan ponsel di tempat aman. Meskipun kamera ponsel tidak sesensitif kamera digital, namun kebersihannya tetap harus terjaga sehingga pemanfaatannya maksimal.
10. Pilih Resolusi Tertinggi
Semakin tinggi resolusi kamera akan semakin baik foto yang didapat, meskipun memori yang dibutuhkan akan semakin besar.
Sumber : http://www.detikinet.com
Monday, April 14, 2008
Tips Menulis Title Pages untuk google dan Yahoo
search engine menjadikan title page sebagai salah satu acuan penting dalam menentukan relevan atau tidaknya sebuah halaman. Title Pages ini kasarnya merupakan judul dari sebuah halaman, jadi seharusnya sebuah judul mencerminkan isi content halaman tersebut.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Jumlah karakter
Dari sumber yang saya baca title page anda optimal 80 karakter bila dioptimasi untuk google dan untuk yahoo berkisar 115 karakter. Maksudnya optimal adalah jika melebihi dalam batas wajar, tidak akan berakibat buruk, tapi tentu saja diperhitungkan density dari title anda, mungkin akan lebih baik jika menggunakan makssimal 80 karakter saja.
Sementara setelah saya lakukan percobaan, google hanya menampilakan maks 65 karakter dalam SERP-nya, dan yahoo sekitar 115 karakter dengan spasi dan tanda baca.
Dari sini juga saya menemukan, bahwa title page setelah karakter ke 65 dari google tidak terlalu membantu, dalam kasus ini ada sebuah situs yang terlisting no 1 di google dengan keywords “tidak saya sebut”. Situs ini memiliki title yang lebih dari 65, saya tambahkan keyword dengan “di indonesia” (keywords ini ada di posisi setelah karakter ke 65). Ternyata, situs ini bahkan dikalahkan oleh situs yang dalam halamannya tidak ada sama sekali keyword “indonesia”.
Sebagai catatan kedua situs memiliki pagerank 4. Dari sini saya menyimpulkan title setelah karakter ke-65 lebih kecil pengaruhnya daripada inbound text link. ( Situs kedua yang tidak memiliki keywords “indonesia“ di dalamanya kemungkinan terlisting karena memiliki inbound text link “indonesia“).
2. Jangan menggunakan kata-kata yang di filter search engine.
Untuk situs yang berbahasa “english”, kata seperti is, are dll sebaiknya tidak disertakan dalam title. Sedangkan untuk situs berbahasa indonesia, sepertinya tidak terlalu berpengaruh, karena setahu saya sekarang, kata “yang” , “dan” dsb tidak difilter search engine. (IMHO)
3. Buang kata-kata yang tidak berguna
Kata seperti seperti “selamat datang di situs kami” dsb lebih baik tidak disertakan.
4. Kurangi penggunaan separator
Kalau memungkinkan jangan karena memiliki title yang panjang terus ditambah separator, akhirnya jumlah karakter melebihi jumlah karekter maksimal yang disarankan.
Dalam pemilihan title juga tidak lepas dari bagaimana memilih keywords yang baik. Dan jangan lupa dalam konten anda memiliki density yang bagus dari judul/title yang anda pilih.
sumber : http://www.son.web.id/2007/03/29/tips-menulis-title-pages-untuk-google-dan-yahoo/