AddMe - Search Engine Optimization

Monday, June 2, 2008

MENGEMUDI HEMAT

Harga bahan bakar semakin mahal, maka menghemat pemakaian bahan bakar mobil adalah alternatif yang menarik. Tentu saja anda tidak bisa memaksa mobil V8 sehemat V4 misalnya. Karena faktor kapasitas dan desain mesin, berat dan tahanan angin (aerodinamika) kendaraan, formula dan kualitas bensin tidak bisa anda kontrol. Jadi mengemudilah dengan akal sehat. Kuncinya; perawatan dan kebiasaan mengemudi

Tekanan angin ban harus optimum.

Kapan terakhir kali anda memeriksa tekanan angin ban (TAB)? Umumnya hanya diperiksa ketika laju kendaraan terganggu. Bila TAB kurang, kerja mesin akan semakin berat, pemakaian bahan bakar otomatis meningkat. Artinya semakin sering antri dipom bensin.
Untuk menentukan TAB optimum, caranya gampang. Sebelumnya siapkan dulu alat pengukur tekanan ban yang berkualitas, kertas dan pen. Serta cara mengukur TAB yang tepat. Langkah pertama, periksa tekanan angin ban sebelum mobil dipakai. Catat hasilnya sebagai hasil pengukuran TAB dingin. Ulangi pemeriksaan pada saat mobil sudah dipakai sebagai pengukuran TAB panas. Biasanya TAB panas sedikit lebih tinggi dari TAB dingin. Namun TAB dingin-lah yang lebih akurat. Lakukan pengukuran pada seluruh ban. Spesifikasi TAB yang di keluarkan produsen ban mewakili TAB dingin ini.
Perakit mobil merekomendasikan tekanan angin yang berbeda untuk ban depan dan belakang. Sebaiknya anda lebih memperhatikan rekomendasi ini daripada angka yang tercetak di sisi luar ban untuk menentukan TAB mobil anda. Bandingkan TAB dingin dengan rekomendasi perakit mobil. Bila berbeda, maka anda harus menyesuaikannya.
Misalkan TAB dingin 32 Psi, sementara rekomendasi perakit mobil 35 psi, berarti 3 Psi yang harus ditambah. Jika, TAB panas 34 Psi, maka tambahlah tekanan angin ban hingga 37 Psi. Sebaliknya, bila TAB dingin lebih tinggi dibandingkan rekomendasi perakit, buang tekanan angin sesuai dengan selisihnya. Proses ini juga menggunakan patokan TAB panas. Bila selisih antara TAB dingin dan rekomendasi sudah diketahui, misalkan 2 Psi, dan TAB panas diketahui 38 Psi, maka kurangi TAB hingga tersisa 36 Psi

Pertahankan mesin dalam kondisi baik

Kebanyakan mobil keluaran terakhir telah menggunakan teknologi canggih seperti pengapian elektornik yang perawatannya lebih sederhana. Namun tetap ada komponen yang butuh perhatian seperti; Mengganti filter udara secara periodik. Mengatur kembali timing pengapian. Membersihkan busi, dan pastikan fungsi pengapian berjalan baik. Adanya lobang pada muffler atau di pipa knalpot akan memboroskan bahan bakar, berisik dan berbau busuk. (untuk lebih jelas lihat tip perawatan mobil praktis)

Ubah sedikit cara mengemudi

Mulailah mengemudi lebih lambat, dengan akselerasi lembut dan mengerem pelan-pelan. Semakin ngebut, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan. Sekaligus memperbesar resiko. Pilihlah rute dengan sedikit kemungkinan macet. Manfaatkan siaran radio untuk itu. Penggunaan AC dan beban yang berlebihan memaksa mesin bekerja keras. Maka konsumsi bahan bakar juga meningkat.
Penelitian di AS, kecepatan yang direkomendasikan adalah 55 mil/jam (89km/jam) di jalan tol. Usahakan mengemudi dengan kecepatan konstan. Manfaatkan cruise control untuk perjalanan jauh.

Wednesday, May 14, 2008

TIPS MODIFIKASI MOBIL

Terdiri dari 2 Modifikasi :

  • Mesin : Menurut Katalog TRD(Toyota Racing Development) ada 4 golongan (Stage 1-4) yaitu:
    • Stage-1 : Modifikasi yang menghasilkan Tambahan Tenaga 25 % dari Standard. Tujuannnya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keandalan mesin.
    • Stage-2 : Modifikasi yang menghasilkan Tenaga 40 % dari StandardBiasanya untuk Reli dan pembalap sirkuit kelas amatir
    • Stage-3 : Modifikasi yang menghasilkan tambahan tenaga 70-100 %. Digunakan untuk Pereli/Pembalap profesional.
    • Stage-4: Modifikasi tenaga 100 % dan biasanya digunakan untuk Sprint Jarak Pendek dan Lurus dengan Kecepatan Supersonik.
  • Sasis : Modifikasi ini biasanya terkonsentrasi pada sistem Transmisi dan Suspensi.
    • Transmisi, penggantian yang ekstrem adalah dari tipe standar ke tipe Close ratio (perbandingan setiap gigi dekat satu sama lain). Biasanya digunakan untuk reli, dimana dibutuhkan perpindahan gigi tanpa mengurangi tenaga mesin.
    • Suspensi, modifikasi ini ada 2 aliran yaitu Jangkung dan Ceper, Untuk Membuat Jangkung kendaraan anda perhatikan sudut ketinggian antara as kopel dan posisi gardan jangan terlalu curam, maka kemungkinan besar cross joint as kopel bisa cepat aus atau patah saat anda menggeber di medan yang buruk. Untuk membuat ceper sedan/minibus dengan mengurangi ulir per keong atau per daun di pres rata atau kadang-kadang lengkungannya menjadi negatif. Cara tersebut diatas sebaiknya jangan ditiru, karena Per Keong yang jumlah ulirnya dikurangi akan kehilangan fleksibilitas dalam meredam guncangan. Begitu juga per daun akan menjadi berkurang kelenturannya serta efek bantingan suspensi menjadi keras.
(Sumber dari buku :TIP Otomotif Edisi 2 - Harian Media Indonesia)

Tuesday, May 6, 2008

Tips Mengolah jalan cerita buat yang hobi mengarang kisah petualangan

Christopher Vogler menggolongkan jalan cerita secara umum dari pembuatan kisah-kisah pahlawan sebagai berikut

  1. Kesadaran yang terbatas atas masalah yang terjadi di dunia (Kehidupan Normal)
  2. Kesadaran yang meningkat (Panggilan Untuk Bertualang)
  3. Enggan untuk berubah (Penolakan)
  4. Mengatasi penolakan (Bertemu Sang Pembimbing)
  5. Berjanji untuk berubah (Melintasi Halangan)
  6. Percobaan dengan perubahan awal (Ujian, Sekutu, Musuh)
  7. Persiapan untuk perubahan besar (Mendekat ke Inti)
  8. Berusaha melakukan perubahan besar (Cobaan Berat)
  9. Konsekuensi dari usaha (Penghargaan?Kemajuan?Ketenangan)
  10. Rededikasi untuk berubah (Jalan Pulang)
  11. Usaha terakhir untuk melakukan perubahan besar (Kebangkitan/Krisis/Klimaks)
  12. Penguasaan final dari masalah (Resolusi)
Semoga bermanfaat untuk yang lagi membuat kisah tentang para pahlawan fantasi dan superhero.

Monday, May 5, 2008

Pisang Karamel Es Krim


Resep ini menggunakan cake marmer yang sudah jadi dan dapat dibeli di toko kue.

10 potong cake marmer
10 bh pisang raja yang tua
100 gr gula palem
150 ml air jeruk manis
2 sdm mentega tawar

Panaskan mentega hingga meleleh, masukkan gula palem, dan air jeruk manis, masak hingga mendidih.
Masukkan pisang, balik-balik hingga pisang matang, angkat.
Ambil sepotong cake marmer, beri pisang karamel, dan es krim di atasnya. Sajikan segera.

Untuk 5 orang

Tuesday, April 22, 2008

Kartu Pos, dari Wahana Berkirim Kabar sampai Benda Koleksi

Agaknya hampir semua orang, terutama yang telah melek huruf dan pernah menulis surat, mengenal yang namanya kartu pos. Selembar kertas agak tebal yang berukuran sekitar 10 x 15 sentimeter atau 13 x 18 sentimeter itu, memang banyak dimanfaatkan untuk mengirim kabar. Orang menuliskan kabar di kartu pos, kemudian mengirimkan ke tujuan melalui kantor pos.

Dalam perkembangannya, kartu pos bukan sekadar sebagai wahana untuk mengirim kabar saja, tetapi juga menjadi benda koleksi. Kolektor kartu pos berasal dari semua golongan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua yang sudah berambut putih. Kolektor kartu pos juga berasal dari latar belakang ekonomi dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda.

Begitu banyaknya kolektor kartu pos, sampai ada yang mengatakan bahwa hobi mengoleksi kartu pos merupakan hobi terbesar ketiga di dunia, setelah hobi filateli (koleksi prangko dan benda pos lainnya) serta numismatik (koleksi mata uang, medali, dan sejenisnya). Kalau hobi mengumpulkan prangko dan benda pos lainnya disebut filateli, lalu hobi mengoleksi mata uang dan medali disebut numismatik, maka hobi mengoleksi kartu pos disebut deltiologi.

Sama seperti juga filateli dan numismatik, untuk deltiologi saat ini banyak sekali perkumpulan kolektor kartu pos di berbagai negara. Para pedagang yang mengkhususkan diri menjual kartu-kartu pos untuk koleksi, juga tak sedikit jumlahnya. Coba saja bila melakukan pencarian melalui internet, cukup dengan mengetik kata postcard for sale, maka akan banyak sekali keluar situs web pedagang kartu pos untuk koleksi.

Hobi deltiologi juga telah berkembang lebih dari sekadar mengumpulkan kartu pos saja. Para kolektor juga mengadakan penelitian atau mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan kartu pos itu. Mulai dari segi desain, bentuk, proses cetak, sampai sejarah yang melatarbelakangi terbitnya kartu pos tertentu.

Koleksi yang ada juga banyak sekali pilihannya. Ada yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut post card. Ini adalah kartu pos biasa tanpa cetakan prangko dan bisa diterbitkan oleh siapa pun, baik oleh pemerintah melalui administrasi pos maupun oleh swasta.

Ada juga yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut postal card. Ini adalah kartu pos bercetakan prangko, artinya pada kartu pos telah dicetak prangkonya sekaligus, sehingga pengirim tak perlu repot menempelkan prangko lagi. Postal card ini hanya diterbitkan oleh administrasi pos atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah suatu negara untuk menerbitkan kartu pos bercetakan prangko itu.

Kartu-kartu pos itu ada yang dicetak hanya ruang kosong dan ruang untuk alamat pengirim serta alamat penerima, serta dicetak pula prangkonya untuk postal card, namun tak sedikit pula kartu pos yang dicetak dengan berbagai macam gambar menarik. Mulai dari gambar tempat-tempat wisata terkenal, sampai gambar flora, fauna, pemandangan alam, bangunan-bangunan bersejarah, tokoh-tokoh terkemuka, dan banyak lagi.

Mereka yang bergelut dalam hobi deltiologi, tentu saja mengoleksi kartu pos yang diinginkan sesuai dengan minat masing-masing. Ada yang mengumpulkan dalam kondisi mint (belum terpakai), dan ada juga yang mengoleksi kartu pos used (bekas pakai), yang sudah dikirim melalui kantor pos ke alamat tujuannya.

Kolektor juga sangat hati-hati dalam memilih kartu pos yang ingin dikoleksinya, yang tentu saja yang terbaik itulah yang dipilih. Tak heran bila di kalangan kolektor kartu pos, juga dikenal "tingkatan" yang menentukan nilai sebuah kartu pos. Tingkatan ini biasanya diberlakukan untuk kartu pos mint, tetapi dapat pula dipakai untuk menentukan kondisi kartu pos used.

Untuk tingkatan yang paling tinggi disebut Excellent, untuk menunjukkan kartu pos yang dalam kondisi sangat sempurna, belum ada bekas lipatan atau goresan. Kemudian tingkatan Very Good, untuk kartu pos yang kondisi sudut-sudutnya mungkin sedikit terlipat. Tingkatan berikutnya adalah yang disebut Good, untuk kartu pos yang sudutnya sedikit terlipat dan mungkin ada pula goresan, namun hanya sedikit dan tak begitu kentara. Tingkatan paling rendah disebut Fair, untuk kartu pos yang kondisinya ada bekas lipatan dan goresan, tetapi masih merupakan benda koleksi berharga bila kartu pos itu tergolong langka, misalnya karena dicetak dalam jumlah yang hanya sedikit.

Tuesday, April 15, 2008

10 Jurus Mendapatkan Foto Berkualitas dengan Ponsel

Kamera saat ini menjadi fitur yang cukup penting dalam penggunaan ponsel. Kualitas kamera dalam ponsel seringkali menjadi pertimbangan utama pemilihan sebuah produk.

Ponsel dengan kamera berkualitas baik biasanya mahal, namun dengan ponsel berkamera standar pun kita sebenarnya bisa memaksimalkan fitur menarik ini dengan teknik pengambilan gambar yang baik. Dikutip dari detikINET dari dPS, Rabu (2/4/2008), berikut ini 10 hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil gambar yang baik dari kamera ponsel.

1. Pencahayaan yang Cukup
Semakin baik pencahayaan, akan semakin baik pula hasil foto yang didapat. Hasil pemotretan di luar ruangan biasanya lebih baik daripada di dalam ruangan karena cahaya lampu harus diseimbangkan dengan cahaya lain agar objek terlihat natural.

2. Atur Jarak Kamera dan Obyek
Kamera ponsel memiliki resolusi yang terbatas bila dibandingkan dengan kamera digital sehingga obyek yang difoto harus berjarak dekat agar obyek tak terlihat kecil. Pengaturan jarak kamera dan obyek dapat diatur dengan fitur zoom. Sebaliknya, foto dengan jarak yang terlalu dekat dengan obyek menyebabkan distorsi dan foto yang tidak fokus.

3. Jaga Kestabilan Kamera
Tidak hanya kamera ponsel, kamera apapun juga akan menghasilkan foto yang baik dalam keadaan stabil. Semakin stabil kamera, semakin baik foto.

4. Gunakan Fitur Edit Foto
Edit foto dengan fitur yang ada dalam ponsel sesuai kebutuhan sehingga hasil foto sesuai dengan keinginan.

5. Simpan Semua Hasil Jepretan Foto
Jangan terburu-buru membuang foto yang terlihat jelak di ponsel karena di foto tersebut bisa saja terlihat bagus saat ditampilkan di layar komputer dengan berbagai editan dari software tertentu.

6. Gunakan Zoom Apabila Diperlukan
Fitur zoom yang ada di ponsel boleh saja digunakan jika memang diperlukan, namun hasil foto akan lebih baik jika pengaturan jarak dilakukan manual bukan dengan zoom.

7. Cari Foto Dengan Angle yang Berbeda
Foto-foto aneh seringkali dianggap unik. Ambil foto dengan angle yang tidak biasa, sehingga hasil foto pun menjadi luar biasa.

8. Atur Susunan Objek Foto
Keseimbangan dan keteraturan objek yang akn difoto akan menentukan bagus tidaknya hasil jepretan.

9. Jaga Kebersihan Lensa Kamera
Simpan ponsel di tempat aman. Meskipun kamera ponsel tidak sesensitif kamera digital, namun kebersihannya tetap harus terjaga sehingga pemanfaatannya maksimal.

10. Pilih Resolusi Tertinggi
Semakin tinggi resolusi kamera akan semakin baik foto yang didapat, meskipun memori yang dibutuhkan akan semakin besar.

Sumber : http://www.detikinet.com

Monday, April 14, 2008

Tips Menulis Title Pages untuk google dan Yahoo

search engine menjadikan title page sebagai salah satu acuan penting dalam menentukan relevan atau tidaknya sebuah halaman. Title Pages ini kasarnya merupakan judul dari sebuah halaman, jadi seharusnya sebuah judul mencerminkan isi content halaman tersebut.



Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Jumlah karakter
Dari sumber yang saya baca title page anda optimal 80 karakter bila dioptimasi untuk google dan untuk yahoo berkisar 115 karakter. Maksudnya optimal adalah jika melebihi dalam batas wajar, tidak akan berakibat buruk, tapi tentu saja diperhitungkan density dari title anda, mungkin akan lebih baik jika menggunakan makssimal 80 karakter saja.

Sementara setelah saya lakukan percobaan, google hanya menampilakan maks 65 karakter dalam SERP-nya, dan yahoo sekitar 115 karakter dengan spasi dan tanda baca.
Dari sini juga saya menemukan, bahwa title page setelah karakter ke 65 dari google tidak terlalu membantu, dalam kasus ini ada sebuah situs yang terlisting no 1 di google dengan keywords “tidak saya sebut”. Situs ini memiliki title yang lebih dari 65, saya tambahkan keyword dengan “di indonesia” (keywords ini ada di posisi setelah karakter ke 65). Ternyata, situs ini bahkan dikalahkan oleh situs yang dalam halamannya tidak ada sama sekali keyword “indonesia”.

Sebagai catatan kedua situs memiliki pagerank 4. Dari sini saya menyimpulkan title setelah karakter ke-65 lebih kecil pengaruhnya daripada inbound text link. ( Situs kedua yang tidak memiliki keywords “indonesia“ di dalamanya kemungkinan terlisting karena memiliki inbound text link “indonesia“).

2. Jangan menggunakan kata-kata yang di filter search engine.
Untuk situs yang berbahasa “english”, kata seperti is, are dll sebaiknya tidak disertakan dalam title. Sedangkan untuk situs berbahasa indonesia, sepertinya tidak terlalu berpengaruh, karena setahu saya sekarang, kata “yang” , “dan” dsb tidak difilter search engine. (IMHO)

3. Buang kata-kata yang tidak berguna
Kata seperti seperti “selamat datang di situs kami” dsb lebih baik tidak disertakan.

4. Kurangi penggunaan separator
Kalau memungkinkan jangan karena memiliki title yang panjang terus ditambah separator, akhirnya jumlah karakter melebihi jumlah karekter maksimal yang disarankan.

Dalam pemilihan title juga tidak lepas dari bagaimana memilih keywords yang baik. Dan jangan lupa dalam konten anda memiliki density yang bagus dari judul/title yang anda pilih.

sumber : http://www.son.web.id/2007/03/29/tips-menulis-title-pages-untuk-google-dan-yahoo/

Tuesday, April 8, 2008

Investasi Lewat Barang Koleksi

Salah satu cara investasi ialah membeli barang-barang koleksi. Tentu saja, barang-barang yang dibeli memiliki nilai lebih dibanding barang biasa. Sebuah barang dinilai memiliki nilai khusu bila langka, unik, dan memiliki nilai sejarah. Ini alternatif dari investasi dalam bentuk tabungan dan deposito di bank. Koleksi barang yang selama ini dikenal luas ialah lukisan, patung, mobil tua, perangko, keramik,
Kegemaran pada barang tertentu merupakan modal Anda untuk menjadi kolektor. Sebagai contoh, orang yang suka pada lukisan mulai sekarang bisa mulai mengoleksi lukisan-lukisan yang disukainya. Pilih lukisan yang sesuai dengan selera kolektornya.
Agar tidak terjebak membeli barang-barang tidak bernilai khusus, baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu kelebihan barang tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari majalah koleksi yang diterbitkan balai lelang. Misalnya, majalah yang diterbitkan oleh balai lelang Christie. Jangan ragu untuk menanyakan sebuah barang pada ahlinya. Dalam dunia lukisan dikenal kurator lukisan dan pengamat seni rupa. Untuk melihat harga standar perangko, silakan lihat katalog perangko yang diterbitkan rutin.
Safir Senduk membedakan istilah kolektor dan investor. Kolektor ialah orang yang lebih senang untuk memiliki barang koleksi selama mungkin. Ia membeli barang karena senang akan barang tersebut. Sedangkan investor, membeli barang untuk dijual kembali dan mendapatkan keuntungan. Membeli barang pada kolektor sangat sulit, karena mereka sangat sayang pada barangnya. Mereka berat untuk melepas barang yang dimilikinya.
Untuk membeli barang koleksi Anda harus memperhatikan harga belinya. Macam-macam harga untuk barang koleksi. Ada yang bisa didapatkan dengan harga murah, ada yang harus diperoleh dengan menawarkan harga tinggi. Untuk mengetahui harga pasaran terkini sebuah barang koleksi, anda bisa mendapatkan informasi dari pelbagai pihak. Jangan sampai terjebak membeli barang biasa-biasa saja dengan harga tinggi. Hati-hati dengan transaksi penipuan ketika membeli barang koleksi. Cara paling aman ialah membeli barang di balai lelang atau dealer barang, ataupun kolektor yang bisa dipercaya. Jika anda membeli barangnya di loakan atau orang yang menawarkan barang, anda sebaiknya memiliki pengetahuan terlebih dahulu tentang barang tersebut sebelum membeli.

Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1693177-investasi-lewat-barang-koleksi/

Monday, April 7, 2008

Bagaimana Memulai Menulis?

Bagaimana Memulai

Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Saya sendiri merasa alternatif kedua lebih enak. Ini karena kemampuan daya serap saya terhadap teori sangat terbatas. Saya pernah mencoba belajar teori menulis. Hasilnya? Pusing. Bukan hanya itu, bahkan dalam belajar bahasa Inggris pun, saya cenderung langsung membaca buku, koran atau majalah. Pernah saya coba belajar bahasa Inggris dengan membaca grammar, hasilnya sama: pusing kepala.

Sulitkah Menulis?

Sulitkah menulis? Iya dan tidak. Sulit karena kita menganggapnya sulit. Mudah kalau kita anggap “santai”. Eep Saifullah Fatah, penulis dan kolomnis beken Indonesia, mengatakan bahwa menulis akan terasa mudah kalau kita tidak terlalu terikat pada aturan orang lain. Artinya, apa yang ingin kita tulis, tulis saja. Sama dengan gaya kita menulis buku diary. Setidaknya, itulah langkah awal kita menulis: menulis menurut gaya dan cara kita sendiri. Setelah beberapa kali kita berhasil mengirim tulisan ke media — dimuat atau tidak itu tidak penting– barulah kita dapat melirik buku-buku teori menulis, untuk mengasah kemampuan menulis kita. Jadi, tulis-tulis dahulu; baca teori menulis kemudian. Seperti kata Rhoma Irama, penyanyi kesayangan Malik Sarumpaet.

Topik Tulisan Topik tulisan, seperti pernah saya singgung dalam posting beberapa bulan lalu, adalah berupa tanggapan tentang fenomena sosial yang terjadi saat ini. Contoh, apa tanggapan Anda tentang bencana gempa dan tsunami di Aceh? Apa tanggapan Anda seputar pemerintahan SBY? Apa tanggapan Anda tentang dunia pendidikan di Indonesia? Dan lain-lain.

Sekali lagi, usahakan menulis sampai 700 kata dan maksimum 1000 kata. Dan setelah itu, kirimkan langsung ke media yang dituju. Jangan pernah merasa tidak pede. Anda dan redaktur media tsb. kan tidak kenal. Mengapa mesti malu mengirim tulisan? Kirim saja dahulu, dimuat tak dimuat urusan belakangan. Keep in mind: Berani mengirim tulisan ke media adalah prestasi dan mendapat satu pahala. Tulisan dimuat di media berarti dua prestasi dan dua pahala. Seperti kata penulis dan ustadz KBRI, Rizqon Khamami.

Rendah Hati dan Sifat Kompetitif

Apa hubungannya menulis dengan kerendahan hati? Menulis membuat kita menjadi rendah hati, tidak sombong. Karena ketika kita menulis dan tidak dimuat, di situ kita sadar bahwa masih banyak orang lain yang lebih pintar dari kita. Ini terutama bagi rekan-rekan yang sudah menjadi dosen yang di mata mahasiswa-nya mungkin sudah paling ‘wah’ sehingga mendorong perasaan kita jadi ‘wah’ juga alias ke-GR-an.

Nah, menulis dan mengririm tulisan ke media membuat kita terpaksa berhadapan dengan para penulis lain dari dunia dan komunitas lain yang ternyata lebih pintar dari kita yang umurnya juga lebih muda dari kita. Di situ kita sadar, bahwa kemampuan kita masih sangat dangkal. Kita ternyata tidak ada apa-apanya. Ketika kita merasa tidak ada apa-apanya, di saat itulah sebenarnya langkah awal kita menuju kemajuan.

Kita juga akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya.
Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti KOMPAS, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat. Bayangkan kalau Anda termasuk dari yang empat itu. Itulah prestasi. Dan dari situlah kita juga belajar menghargai prestasi dan keilmuan serta kekuatan mental juara seseorang.

It’s your choice: you are either being a loser or a winner. Being a loser is easy. Just sit down in the chair, behind your desk. And feel comfort with your hallucination of being “a great guy” which is actually not, as a matter of fact.[]

Sumber: www.fatihsyuhud.com

Wednesday, April 2, 2008

Tips Memulai Bisnis dari Hobi

Hobi adalah cara tepat untuk memulai bisnis. Mengapa? Karena menggabungkan antara kesenangan, minat dan bakat. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa terbebani saat bekerja atau membangun bisnis. Seolah-olah Anda melakukannya sambil bermain. Bukan itu saja, jika itu adalah hobi, maka pasti Anda sudah tahu seluk-beluknya bahkan sampai detil. Misalnya saja Anda hobi merawat tanaman. Pasti Anda tahu di mana mendapatkan bibit yang baik, tempat membeli pupuk, media dan bahan penunjang lainnya dengan harga murah dan cara perawatan dan budidaya tanaman. Mungkin juga Anda sudah bergabung dengan komunitas hobiis yang sama. Ini mempermudah Anda memperoleh informasi dan relasi.

Lalu, bagaimana untuk memulai bisnis dari hobi ini? Sebenarnya hampir sama dengan memulai suatu bisnis baru. Bedanya, Anda sudah punya basis pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang memadai. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:

1. Tekuni Hobi Anda
‘Practice makes perfect’ . Jika selama ini Anda melakukan hobi karena untuk mengisi waktu luang atau iseng, mulai kini Anda harus tekun berlatih. Jangan lupa praktik langsung dari semua teori yang sudah Anda pelajari. Dengan terus berlatih, kemampuan Anda akan meningkat dan Anda mampu menghasilkan produk terbaik. Ini tentu akan menaikkan nilai jualnya.

2. Tambah pengetahuan Anda
Tidak cukup jika mengandalkan pengalaman. Anda perlu menambah pengetahuan melalui kursus, seminar atau pelatihan yang berkaitan dengan hobi. Lewat aktivitas semacam itu, Anda akan memperoleh pengetahuan serta sertifikat yang bisa menaikkan personal branding dan prestise. Ini akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan. Tak ada salahnya membaca buku, majalah, internet atau media lain untuk meningkatkan pengetahuan Anda. Dengan mengikuti milis (mailling list) sesuai hobi, Anda bahkan bisa memperoleh tambahan wawasan. Bisa jadi malah ketemu ahlinya langsung. Tentunya ini sangat bermanfaat.

3. Belajar dari Ahlinya
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tidak perlu pengalaman itu Anda alami sendiri. Anda bisa menimba pengalaman dari pelaku bisnis yang telah sukses. Misalnya belajar dari pengusaha tanaman hias yang telah sukses. Atau belajar dari dosen peneliti yang mumpuni. Belajar langsung dengan para pakar dan orang yang sukses menjalankan hobi sesuai yang Anda tekuni, akan meningkatkan kemampuan Anda. Ini adalah cara terbaik untuk menghasilkan sebuah produk yang bagus dan kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga. Bahkan Anda bisa mengukur kemampuan dan hasil karya Anda.

4. Pasarkan produk Anda
Jika produk Anda sudah siap, segera pasarkan. Untuk tahap awal, bisa ditawarkan ke komunitas yang Anda ikuti. Atau ke lingkungan terdekat seperti tetangga dan saudara. Keuntungannya, Anda bisa meminta masukan tentang produk Anda, dan memperbaikinya sebelum disebarluaskan. Jika respon mereka bagus, Anda bisa mencoba menawarkan ke toko-toko. Hanya saja, beberapa jenis toko hanya mau menerima barang dari suplier tertentu.
Atau kalau tidak, mereka memberikan syarat tertentu, semisal jumlah minimal item barang, kontinuitas pasokan, potongan harga, dll.
Jika produk Anda unik dan tidak pasaran, lebih baik melakukan pemasaran online. Selain murah, Anda bisa menjangkau konsumen yang tepat.

5. Jangan lupa: Promosi!
Pemasaran yang baik perlu ditunjang dengan promosi yang baik pula. Jangan malas untuk mempromosikan produk Anda. Promosi bisa dilakukan dengan banyak cara. Jika ingin gratis, bisa lewat situs iklan gratisan. Atau beriklan di milis-milis. Jika ingin promosi secara personal, bisa dengan membagikan sampel kepada calon pembeli kita. Memberi bonus pada jumlah pembelian tertentu juga bagus untuk promosi. Umumnya bila pelanggan puas, mereka akan bercerita kepada orang lain.

Yang perlu dicatat pula, sebelum benar-benar terjun ke bisnis, Anda tetap perlu melakukan riset pasar dan membuat business plan meskipun secara sederhana. Ini untuk menghindari terbuangnya tenaga, waktu dan biaya. Selain itu, Anda jadi tahu dari beberapa hobi yang Anda punya, hobi mana yang bisa dijadikan usaha. Jadi, sudah siapkah hobi Anda dibisniskan?

Salam sukses!

Dessy Danarti, penulis buku “Dari Hobi menjadi Hoki” (Andi, 2005)

Tuesday, April 1, 2008

Menyulap Foto Pemandangan Jadi Lukisan

Jika Anda suka lukisan pemandangan tetapi tidak bisa melukis, ada sebuah cara untuk membuat karya lukis sendiri. Hasilnya merupakan benar-benar asli ciptaan Anda, tanpa menjiplak atau mengkopi.

Selain itu lukisan ini dapat dibuat tanpa perlu berlepotan cat-cat dan tanpa memegang kuas. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menjepretkan kamera untuk mendapatkan foto pemandangan dan gunakan bantuan Adobe Photoshop. Berikut ini adalah cara pembuatannya:

1. Pilih dan buka gambar

Sebelum memulai, siapkanlah foto yang akan Anda jadikan lukisan. Anda dapat langsung menggunakan koleksi foto, atau men-download dari Internet. Foto dengan objek pemandangan alam terbuka merupakan foto terbaik yang bisa dijadikan sebagai lukisan. Sedangkan foto dengan objek lain seperti misalnya foto manusia, kurang bisa menghasilkan lukisan dengan baik dengan teknik ini. Setelah foto tersedia, bukalah menggunakan Photoshop. Foto Anda akan terbuka dalam jenis background.

2. Gandakan gambar

Setelah foto terbuka, gandakanlah foto Anda ini dengan melakukan drag dan drop foto Anda yang asli menuju ikon create a new layer < > yang ada pada bagian bawah tab Layer. Sesaat kemudian akan terbentuk duplikasi gambar yang letaknya ada diatas gambar aslinya. Gambar hasil gandaan Anda tadi akan langsung menjadi berjenis Layer, sehingga Anda dapat melakukan modifikasi lebih lanjut dan fleksibel lagi. Tujuan digandakan layer ini adalah untuk menutupi gambar aslinya dengan gambar yang akan dimodifikasi.

3. Beri efek Find Edges

Setelah gambar terduplikasi, klik thumbnail layer baru hasil duplikasi tadi pada tab Layer. Setelah itu berikan efek Find Edges. Caranya, klik menu Filter | Stylize | Find Edges. Efek Find Edges ini akan melakukan pencarian garis batas tepi semua objek yang ada di dalam foto. Kemudian semua warna dihilangkan dan hanya tepian tersebut yang ditandai dengan garis-garis hitam. Jika ada bagian foto atau objek yang tidak memiliki atau tidak diakhiri dengan garis tepi yang jelas, maka otomatis akan menjadi area putih saja.

4. Atur Blending mode

Setelah Anda mendapatkan efek Fine Edges pada layer yang baru tersebut, aturlah opsi Blending mode dari layer ini menjadi Multiply. Caranya, klik dropdown menu pengaturan Blending mode yang ada pada tab Layers di sebelah dropdown menu Opacity, biasanya terisi dengan opsi Normal. Setelah diklik, pilih opsi Multiply di dalamnya, maka gambar Anda akan tampak seperti ditambahkan dan disatukan dengan gambar asli di bawahnya. Dengan efek ini saja Anda sudah mendapatkan foto sudah tampak seperti lukisan pemandangan dengan jenis lukisan cat minyak.

5. Beri efek Pensil warna

Untuk memainkan nuansa-nuansa pada lukisan Anda, Anda bisa memberikan beberapa efek tambahan. Untuk membuat lukisan Anda menjadi sebuah lukisan yang dibuat dengan menggunakan pensil warna, Anda dapat memberikan efek Colored pencil pada layer yang paling atas tadi. Caranya, kliklah menu Filter | Artistic | Colored pencil… Aturlah parameter-parameter yang ada di dalam efek ini sesuai dengan keinginan dan selera Anda. Setelah selesai, klik OK, maka lukisan pensil warna sudah bisa Anda dapatkan.

6. Beri efek kanvas

Untuk menciptakan nuansa lukisan diatas kanvas pada foto Anda, berikanlah efek kanvas di atasnya. Caranya, masih pada layer yang paling atas, klik menu Filter | Texture | Texturizer. Setelah window opsinya terbuka, pilih opsi Canvas pada pengaturan Texture. Setelah itu atur parameter scaling menjadi lebih besar dari 100 % dan relief menjadi 8. Anda dapat juga mengatur arah datangnya cahaya pada kanvas tersebut. Bereksperimenlah dengan opsi-opsi ini. Setelah selesai klik OK, maka Anda sudah mendapatkan foto Anda dilukis di atas kanvas.

7. Simpan menjadi skin

Lukisan siap dinikmati. Setelah semuanya selesai, Anda sudah bisa mendapatkan tiga jenis lukisan ciptaan sendiri dengan cara relatif mudah, tanpa biaya, tanpa berkotorkotor terkena cat, dan tanpa harus bisa melukis pula. Yang perlu Anda perhatikan dalam pembuatan lukisan ini adalah pemilihan foto pemandangan yang cocok untuk teknik ini. Foto pemandangan alam terbuka dengan pohon dan gunung mungkin adalah yang paling cocok dibuat dengan teknik ini. Pilihlah koleksi foto Anda yang sesuai dengan kriteria ini.

Selamat mencoba!


Sumber : PC Media

Monday, March 31, 2008

Memilih Lampu Halogen


Lampu utama (headlight) merupakan komponen vital pada mobil atau motor, khususnya pada saat berkendara malam hari. Kualitas cahaya yang dihasilkan untuk menyinari jalan berpengaruh terhadap respon dan refleks pengemudi. Kendala lain seperti misalnya cuaca buruk (hujan deras, kabut tebal) menurunkan kemampuan kerja headlight.

Kualitas penyinaran suatu headlight dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: Desain Unit headlight (Reflektor / Lens projector) Sistem Pelistrikan. Kualitas / jenis lampu (headlamp) Kita tidak bisa berbuat banyak untuk mengoptimalkan Desain Unit Headlight, kecuali membersihkannya apabila kaca headlight, reflektor / lensa projector terlihat kotor.
[ www.saft7.com - automotive tips and sharing ] Untuk sistem pelistrikan, dapat kita optimalkan dengan cara menambahkan sistem Relay-Set atau headlight booster sehingga daya yang disalurkan ke lampu menjadi besar dan cahaya lampu menjadi lebih terang. Selain itu, dengan menambahkan sistem Relay-Set, dimungkinkan untuk menggunakan lampu yang berdaya lebih besar.

Untuk memilih jenis lampu mana yang baik kita gunakan, kita perlu menyimak sedikit tentang keterbatasan mata kita saat malam hari dan siang hari. Diperlukan lampu yang memiliki minimal sedikit cahaya agak berwarna kuning pada malam hari agar dapat melihat dan bereaksi lebih baik saat berkendara. Itu sebabnya untuk keperluan sport / rally, diperlukan lampu yang ada kandungan warna kuning.


Kita bisa menemukan banyak sekali alternatif lampu halogen di toko-toko aksesoris mobil/motor… Pilih yang mana ya?

Wednesday, March 26, 2008

Resep Roti Keju


Bahan resep roti:

  • 100 gr tepung terigu
  • 100 gr margarin
  • 75 gr gula halus
  • 3 bh telur ayam
  • 1 sdt garam halus
  • 1 ½ dl susu encer
  • 150 gr keju parut ( untuk isi )
  • 50 gr margarin ( untuk isi )

Resep cara membuat resep roti: Bahan dan cara membuat biang roti seperti untuk resep roti tawar. Tepung terigu dicampur dengan semua bahan kecuali margarin, lalu diuli sampai menjadi satu adonan yang licin. Biang roti dimasukkan dan diuli sampai halus dan tidak lengket pada tangan. Margarin dimasukkan dan diuli selama 20 menit sampai tidak lengket pada tangan ( menguli diatas meja atau papan yang telah ditaburi dengan tepung terigu ).

Tutup dengan serbet basah lalu biarkan selama 1 jam di panas matahari atau dekat kompor supaya mengembang. Adonan dibagi – bagi menjadi bulatan – bulatan dari 50 gr. Tiap bulatan digiling dan dberi keju yang telah dicampur dengan margarin. Gulung kembali dan letakkan diatas loyang yang telah diolesi dengan margarin. Biarkan mengembang selama 30 menit lalu Bakar dalam oven panas selama 30 menit sampai matang dan berwarna kuning tua.

Sesudah matang bagian atas roti dioles dengan margarin supaya mengkilat. Selain muisjes sebagai isi, dapat juga dipakai daging korned ( corned beef ), selai nenas atau buah pisang.

Tuesday, March 25, 2008

Replacing Your Automotive Carpet

Nothing is more miserable or disgusting in a car than dirty and smelly carpet. Have you ever spilled soda, milk, motor oil or even bleach on your vehicle's carpet and thought to yourself that it would be nice to just replace the whole thing instead of trying to clean it? Well, it's actually possible to do just that, and the job isn't as difficult as you would think. Many people find it more cost efficient to replace their auto carpet, instead of trying to clean the dirt or smell from a soiled auto carpet.

What to buy?

Auto carpet can be purchased pre-molded to fit the form of your vehicle's floor pan. So, you do not need to buy flat automotive carpet and try to fit it to the bumps and ridges of your car's floor, but rather you can simply pull out the old carpet and drop in the new, pre-formed auto carpet. Buying this form of automotive carpet will make the job much easier and will eliminate most of the work. Sometimes, if you have a newer model of car, you can still buy carpet from the manufacturer, but in most cases the original OEM carpet will be 4 or 5 times more expensive than aftermarket auto carpet, and the quality of the carpet fibers can be inferior to the aftermarket carpet.

It is important to note that there are 2 types of automotive carpet backing. Most new cars, from the 90s and newer, have a type of backing/padding called Massback. It is a heavy foamlike rubber that is usually black. This type if backing is added to improve heat and sound insulation as well as some padding under the carpet. Most aftermarket auto carpet is made with a thin, plastic backing that doesn't add much in the way of padding or heat/sound insulation so most aftermarket auto carpet manufacturers will add a 1/2 inch thick jute padding to this type of carpet backing to add some padding. Some aftermarket carpet retail stores will sell you the same carpet with either type of backing.

The first thing you will need to do when replacing your auto carpet, is to purchase a carpet kit for your particular vehicle. It is important to point out that now would also be a good time to buy a matching set of floor mats from the same retail store where you buy your carpet. Most manufacturers cut your molded carpet and floor mats from the same roll of carpet and to ensure that you get the same exact die lot; you should order both at the same time.

Where to start?

Be sure to pull the new auto carpet out of the box as soon as it arrives, since it will be rolled up and crammed into the box. The carpet will need about 24-48 hours to "relax" and regain it's shape. Sometimes, letting it sit in a warm room, or direct sunlight will help speed up this process.

Once the carpet has relaxed, you can begin the job of installing the new auto carpet. The first step will be to remove the existing carpet from the vehicle. You may need to remove the sill plates by the doors, the seats and seat tracks if they are holding down the auto carpet and the center console. Basically, anything that is holding down the carpet will need to be removed in order to get the carpet out. Be careful not to destroy the existing carpet, and certainly do not throw the carpet away or discard it, as you will need to use it in a few minutes. Just set the carpet aside for the time being.

Now you should do a little prep work on the floor of your car to get ready to install the new carpet. At this time you can remove the old carpet padding, if any was left behind, but be sure not to remove any body insulation from the floor. You can install heat or sound insulation such as Dynamat at this time and patch or repair any holes in the floor of the vehicle. And it should go without saying, but sweep and clean up and dirt or loose matter from the floor of the vehicle.

How to Install

Most aftermarket auto carpet kits will come slightly oversized and without the pre-cut holes. So, there will be a little work to get the new carpet into the car. There are 2 methods of cutting and trimming your carpet to get it into the vehicle; you can choose which will work best for you. Your first option is to place the new auto carpet over your old carpet, trim the edges and cut the holes. If you chose this option, you will need to be very careful not to over cut the holes or cut too much from the edges, since you are using the old carpet instead of the vehicle itself. The 2nd option is to work the new carpet into the contours of the vehicle floor and trim the carpet as you go. This method will give you more accurate results, but may be a little more difficult. Either way, it is important not to cut and trim too much with any one cut. It is best to work slowly, making small cuts and double check that the carpet has not shifted after each cut.

A little secret for making the small holes for things such as the seat bolts is to make a small "X" cut with a knife blade where the hole was in the original auto carpet. You can then simply push the bolt through the carpet. There is usually no need to try to cut a complete hole in your new carpet.

Occasionally you will find that a small section of the auto carpet wants to lift up off the floor, or tries to create a small wrinkle. This can easily be fixed with a small shot of spray adhesive. It is not recommended to spray the entire floor of the car, since the molded carpet should be held in place with the seats and trim pieces that were holding the original carpet in place.

Once the auto carpet is in place, and trimmed to fit, now you can begin to replace the pieces that were holding the original carpet in place. If you removed the seats, sill plates and trim pieces, then all of these pieces will need to go back into the vehicle.

Once all of pieces are back in place, your job is complete. You will be amazed at how much difference a little work can make to the appearance of your vehicle, not to mention removing that horrible smell that some things like milk can leave behind!

About The Author
Todd Speary has been working in the automotive industry for many years and now owns Stock Interiors, which sells custom made automotive interior products such as molded carpet, headliners, floor mats and much more. You can find them online at http://www.stockinteriors.com

Monday, March 17, 2008

Photography: From Hobby To Your Very Own Business

That’s right. Who could say that there’s no chance that your hobby could also be the foundation of your first business venture? There are a lot of people out there who are in need of a good photographer to capture images of their son’s wedding, their daughter’s graduation or their very own wedding. Why couldn’t you be the one to supply your photography services to their needs?

For the transition of photography from hobby to your very own business, there are several tasks that you have to accomplish first.

Market Your Photography Skills – Sell yourself, in other words! Let people know about what you can do in the field of photography, why they need your skills and why they should hire you. Make sure, however, that you charge them reasonable rates since you’re still more or less an amateur in the field of photography.

To effectively market your photography skills, don’t be afraid of spending a little money on posting ads in the classified sections. Don’t stop there but post about your photography business in as many places as you can.

Join Interest Groups – This could be the local photography club in your community or the association of young photographers in your school. It could also be a Yahoo Group that you could easily join.

Usually, these groups are able to hold regular or annual exhibits of their works and it wouldn’t hurt to expose to the world the beauty of your works in photography.

Join Photo Competitions – Two things that you could enjoy when joining photography competitions: fame and fortune. Both are equally important. Fame would do wonders to your career in photography because it would let the world know about your skills and winning a photography competition may also offer the prize of having an apprenticeship under a world famous photographer. And when it comes to wealth – well, when did extra money ever hurt?

Offer Your Skills For Free to Government Projects – The government is always on the lookout for professionals who are willing to work for free and you should take advantage of this. Offer your photography skills for free because this would give you the opportunity to show them what you got.

Offer Samples of Your Work to Newspapers and Magazines – This is just like joining a photography competition. When you offer samples of your work to newspapers and magazines, you’re improving the chances that you’ll get noticed by the people who matters.

Although we can’t say that the road to victory is easy, never give up, never stop taking pictures and you’re sure to go far!

About The Author

Michael Colucci is a technical writer for http://www.photography-tips.org and http://www.digitalcamera-reviews.net - Free sites that offer photography tips and camera reviews.

Wednesday, March 12, 2008

Professional Article Writing, From Hobby To Income

In the art of writing there are several areas or levels of expertise. We will go over a few of them and find out where you would like to end up in the world of professional article writing.

The hobby blogger writes to tell stories of what they have seen, read or about an experience they had at some sort of event, online or off. The hobby writer rarely uses a spellchecker and their posts usually reflect the innocence of a novice writer.

The casual writer is the more serious blogger or website owner that tries to convey a story, write a review or share knowledge in their field of expertise. They will have several sites or blogs in areas surrounding their life and occupations, often times posting in several other peoples blogs or forums daily. Whether they know it or not, they are actually grooming themselves to be a great writer.

The advanced writer supplies content for others in the way of articles, white papers and reports after doing research in that particular field and composing relevant, targeted information about the subject. They may get compensated for the material or submit the articles to directories for distribution for SEO reasons or to establish themselves in the market as an authority for sales purposes.

Professional writers get paid well for their efforts. Sometimes in the tens of thousands for a high conversion sales letter, documentary, biography, or book. They are the syndicated columnists, feature story authors in magazines and the ever popular technical manual composers. They will often have pen names to protect their identity and can be ghost writers giving up all rights to the project for compensation.

In the advanced and profeessional areas, writers are sought after mostly due to the fact that not everyone can convey their thoughts and ideas well, let alone write them down in the proper format or storyline. Hence the growing need for writers.

In the online world thousands of websites and blogs are being created every day and the one common theme between them all is they will need content written.

The majority of all websites are about a company or service, the balance are for selling products either physical or digital. A small percentage of sites are purely informational and are not monetarily driven like the .gov sites and some .org sites.

Almost all offline companies that want a website created will hire it done. A golden opportunity for writers. Just plug in with a few website creation companies and you will have a nice part time freelance writing job.

Online marketers trying to sell products will try to write their own sales pages for the small or low cost products but when it comes to the high end market they will inevitably seek out a professional to be able to convert as many leads as possible thus reducing their cost to sale ratio.

This is where the advanced and professional writer comes in to the play and are eagerly sought after.

An advanced writer can work on an almost endless variety of projects. A writer can either focus on an area of expertise, or write a greater variety of general knowledge articles. The going rate for quality articles in the 500-700 word range is $15.00-$25.00 each depending on the quantity ordered. Not bad considering and article can be made in less than an hour for the groomed writer. A nice paying part time job and a respectable full time income when you build up your client base.

As more high end products and services come online the professional writer can develop an awesome stream of income when they have proven themselves in the market. I know many of the top writers for the online world and it is usually a six month wait before they can get to your project unless you have very deep pockets.

Most of the professional writers for online copy easily exceed six figures a year and rarely do they get a blister on their finger from the keypad!

For the beginner there are many resources for developing the skill of writing. There are workshops, seminars, courses, reference books, and connection with other writers. I currently subscribe to many copywriters RSS feeds so I can study their style. Every day will become part of a your training. Every minute at the keyboard adds to your store of information, ideas, topics, methods and style.

A writer is not a writer until they put words to paper or screen and this is the application of the training that you will have acquired over the years. Yes I said years, it takes time to get good at anything worthwhile.

Usually, most of us see the quality of our work going up as we ramp up our productivity. The old saying is "the first one is the hardest" and it plays true in writing also. My first article had to have taken at least four hours or more and the end result was nothing to be proud of! After a while and the desire to get better, it now takes less than an hour to write a 600 word article, research included.

Article writing is an art form - not only must you be continuously creative, but you also must have the desire to continue. As long as you have an ounce of creativity you will be able to become a good writer.

Eventually, you'll get to the point where the discipline, the passion, and the experience will all come together and your skill as a writer will either produce a nice income or the sites and blogs you create will get highly ranked from the quality content.


About The Author
Brian Ankner has been writing articles and website content for quite some time now and has created a site dedicated to helping aspiring artists blossom into great writiers. For the resources that he uses, go to http://www.topshelfarticles.com/Professional_Article_Writing.html and pick up the tools to start your publishing career.

Tuesday, March 11, 2008

Do You Need A New Hobby? Start Collecting Rare Coins.

Rare coins are one of the remaining investments which can be accumulated with privacy and transported easily. Coins are classic appreciating assets with a history of long-term price increases. Old and rare coins are worth far more than face value (the value on their surface) - and more than just their metal composition - as collectibles. Rare coins are a hobby, as are they a good investment. Rare coins are the most liquid of all collecting hobbies.

Silver and gold coins are fast becoming a new American icon because they give investors economic stability, profit potential AND privacy. You may shop 24/7 for rare coins, gold coins, silver coins, 2007 bullion gold coins, gold coins and more at http://www.coinsale.org among other places. If at any time our paper money is threatened, rare coins can protect wealth much like an investment in gold bullion. You can buy with confidence from several coin dealers. The heaviest coin to be minted is the 1000Mohur, a gold coin weighed almost 12 kilograms.

Buying rare coins for own profit has been a good choice for investors for many years. Buying rare gold coins can be done from coin dealers, special auctions such as http://www.coinsale.org. By the year 2015, experts believe that there will be some 140,000,000 coin collectors/investors, an increase of over 3 times that of today's buyers. Some collectors have made a lot of money buying and selling rare coins, others have lost fortunes. For instance, there are no reporting requirements for the buying or selling coins, so your own privacy can be easily protected.

Rare coins stand out as a great investment compared to other collectible items, especially for someone looking to diversify their investment portfolios into the world of collectibles for the first time. As for other collectible items, nothing performs as well as rare coins when it comes to pure investing: coins are virtually indestructible, they are easy to store, easy to insure, and rare coins are portable commodities that can be easily converted into liquid assets. Unlike paintings, sports memorabilia, or other forms of collectible items, the old coin market is characterized by well-established standards for deciding the quality of any given coin and a stock market like infrastructure for ensuring the liquidity of the investment.

Rare coins are totally immune from bankruptcy and virtually immune from dilution. Coins are not only good investments, they can be fun too. Rare Coins are trading at half of their market highs of the late eighties. Rare coins are very interesting because their rarity makes them both precious and fascinating. Thousands of rare coins are regularly bought and sold sight-unseen on an electronic numismatic exchange and auctions, like http://www.coinsale.org.


About The Author
Perry Corman is a curious soul, researcher and author. He has a wide range of interests, ranging from politics to astronomy. If you have an interest in rare coins, take a look at http://www.coinsale.org.

Monday, March 10, 2008

A Women’s Guide to Car buying at Auction

Auctions can be an intimidating place to buy a car. However having recently experienced buying at one, I decided to write this guide to encourage more women to consider this as an alternative.

My son wanted to buy a van for his business, however most of the vans available locally in his price range, were either battle scarred or had high mileage. So he decided to try an auction. As my husband (the motoring expert in our house) was unable to attend, I stepped into the breach. It was a very interesting experience with lessons learnt very quickly, however following a few rules we did ended up with a smart looking van with low mileage for the less money than would have been needed to buy from a dealer.

Preparation is key to buying at Auction

1. Use the internet to find your local Auctions and look at the list of vehicles for sale. Check that there are several of the type that you are interested in. No point going otherwise.

2. Check the rules of the Auction.

  • How can you pay?
  • Is there a deposit to pay before bidding?
  • What are the additional costs to pay on top of the bid price
  • Tax and Insurance
3. Before driving the car away, you need insure it and then tax it. While you can get immediate insurance online or over the phone, there will be a delay before you can be tax it, as you either need a cover note for the Post Office or the insurance company to update the national database to be able to tax online or by phone. Some insurance companies can provide a cover note by email. It is worth checking with your insurance company before going to the auction.

4. How you are going to take the car away? You can either pay for delivery to your home or wait until your tax and insurance are sorted out and then drive it away. Check the costs involved for both options as the Auctioneers will charge for storage of your car beyond a set time.

5. Decide on the make and model, mileage range and condition for the types of vehicle you are interested in. Check the price ranges for each selection using the internet. Decide how much you are willing to bid, given the additional costs buying at Auction will involve. Put all these details together in a spreadsheet and print it out to take with you.


At the Auction

6. Arrive early before the bidding starts, so you can pay your deposit (if required), get your bidders number and a guide to the vehicles for sale.

7. The cars will all be parked up, in numerical order, take a quick sweep through to identify all those that you are interested in and return to look at these in detail. For each car you like, mark a price on the catalogue that you are willing to go to.

8. Before your first choice comes up, go and watch the bidding, to get a feel for what is happening, so you will comfortable when you bid.


Checking the Car

If possible bring someone with you who can help check the cars over, a quick check list for the non technical is given below. Remember at Auction you cannot test drive the car, but the cars will be driven through the arena. Below are some ideas of what to look for.

9. Check for battle damage. Sometimes this is obvious, a scrape or a dent but it is not so easy to spot re-sprays after accidents. Look at the colours of the individual panels, are they all the same? Is the inside of the door the same colour as the outside? Do all the panels line up?

10. Look at the engine. Is there oil everywhere? Then give it a miss. On the flip side an engine that looks as if it has been steam cleaned is suspicious. Go for an engine that looks used but has no oil.

11. Check the tread on the tyres. I saw that many of the tyres were painted black to make them look newer than they actually were.

12. Be at the car when it is started up for the drive into the bidding area. It should start first time and run well.


Auction Buying

This article was presented to you by Look4CarCare. If you buy a car with scuffs or scrapes and need a bumper repair, paint work restoration, or alloy wheel refurbishment , use this website to find the nearest technician to you. They will employ SMART repair technology to bring your car back into pristine condition at a fraction of the prices charged by a body shop.

Barbara Jeffers

Wednesday, March 5, 2008

Omelet Brokoli jamur

Bahan roti :
150 g brokoli
150 g jamur kancing
100 g keju cheddar parut
6 btr telur
100 ml susu cair
1 sdm tepung terigu
2 sdm margarin
1 sdm keju parmesan
1/2 sdt lada
1 sdt garam

Cara Membuat :

  1. Siapkan semua bahan
  2. Kocok telur dengan mixer hingga mengembang, masukkan susu, tepung terigu, keju, lada, dan garam, aduk rata.
  3. Taruh margarin dalam pan dadarberdiameter 20 cm, lalu panaskan. Tuangkan adonan ke dalam pan dadar, tutup dengan aluminium. Masak hingga setengah mengembang.
  4. Buka tutup aluminium, taruh potongan'brokoli dan jamur kancing, taburi dengan keju parut.
  5. Masukkan dalam oven panas bersuhu 140 derajat Celcius selama 15 menit hingga matang dan kuning kecokelatan. Angkat. Taburi dengan keju parmesan. Sajikan hangat.