AddMe - Search Engine Optimization

Tuesday, April 22, 2008

Kartu Pos, dari Wahana Berkirim Kabar sampai Benda Koleksi

Agaknya hampir semua orang, terutama yang telah melek huruf dan pernah menulis surat, mengenal yang namanya kartu pos. Selembar kertas agak tebal yang berukuran sekitar 10 x 15 sentimeter atau 13 x 18 sentimeter itu, memang banyak dimanfaatkan untuk mengirim kabar. Orang menuliskan kabar di kartu pos, kemudian mengirimkan ke tujuan melalui kantor pos.

Dalam perkembangannya, kartu pos bukan sekadar sebagai wahana untuk mengirim kabar saja, tetapi juga menjadi benda koleksi. Kolektor kartu pos berasal dari semua golongan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua yang sudah berambut putih. Kolektor kartu pos juga berasal dari latar belakang ekonomi dan jenis pekerjaan yang berbeda-beda.

Begitu banyaknya kolektor kartu pos, sampai ada yang mengatakan bahwa hobi mengoleksi kartu pos merupakan hobi terbesar ketiga di dunia, setelah hobi filateli (koleksi prangko dan benda pos lainnya) serta numismatik (koleksi mata uang, medali, dan sejenisnya). Kalau hobi mengumpulkan prangko dan benda pos lainnya disebut filateli, lalu hobi mengoleksi mata uang dan medali disebut numismatik, maka hobi mengoleksi kartu pos disebut deltiologi.

Sama seperti juga filateli dan numismatik, untuk deltiologi saat ini banyak sekali perkumpulan kolektor kartu pos di berbagai negara. Para pedagang yang mengkhususkan diri menjual kartu-kartu pos untuk koleksi, juga tak sedikit jumlahnya. Coba saja bila melakukan pencarian melalui internet, cukup dengan mengetik kata postcard for sale, maka akan banyak sekali keluar situs web pedagang kartu pos untuk koleksi.

Hobi deltiologi juga telah berkembang lebih dari sekadar mengumpulkan kartu pos saja. Para kolektor juga mengadakan penelitian atau mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan kartu pos itu. Mulai dari segi desain, bentuk, proses cetak, sampai sejarah yang melatarbelakangi terbitnya kartu pos tertentu.

Koleksi yang ada juga banyak sekali pilihannya. Ada yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut post card. Ini adalah kartu pos biasa tanpa cetakan prangko dan bisa diterbitkan oleh siapa pun, baik oleh pemerintah melalui administrasi pos maupun oleh swasta.

Ada juga yang mengkhususkan diri mengoleksi kartu pos yang dalam bahasa Inggris disebut postal card. Ini adalah kartu pos bercetakan prangko, artinya pada kartu pos telah dicetak prangkonya sekaligus, sehingga pengirim tak perlu repot menempelkan prangko lagi. Postal card ini hanya diterbitkan oleh administrasi pos atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah suatu negara untuk menerbitkan kartu pos bercetakan prangko itu.

Kartu-kartu pos itu ada yang dicetak hanya ruang kosong dan ruang untuk alamat pengirim serta alamat penerima, serta dicetak pula prangkonya untuk postal card, namun tak sedikit pula kartu pos yang dicetak dengan berbagai macam gambar menarik. Mulai dari gambar tempat-tempat wisata terkenal, sampai gambar flora, fauna, pemandangan alam, bangunan-bangunan bersejarah, tokoh-tokoh terkemuka, dan banyak lagi.

Mereka yang bergelut dalam hobi deltiologi, tentu saja mengoleksi kartu pos yang diinginkan sesuai dengan minat masing-masing. Ada yang mengumpulkan dalam kondisi mint (belum terpakai), dan ada juga yang mengoleksi kartu pos used (bekas pakai), yang sudah dikirim melalui kantor pos ke alamat tujuannya.

Kolektor juga sangat hati-hati dalam memilih kartu pos yang ingin dikoleksinya, yang tentu saja yang terbaik itulah yang dipilih. Tak heran bila di kalangan kolektor kartu pos, juga dikenal "tingkatan" yang menentukan nilai sebuah kartu pos. Tingkatan ini biasanya diberlakukan untuk kartu pos mint, tetapi dapat pula dipakai untuk menentukan kondisi kartu pos used.

Untuk tingkatan yang paling tinggi disebut Excellent, untuk menunjukkan kartu pos yang dalam kondisi sangat sempurna, belum ada bekas lipatan atau goresan. Kemudian tingkatan Very Good, untuk kartu pos yang kondisi sudut-sudutnya mungkin sedikit terlipat. Tingkatan berikutnya adalah yang disebut Good, untuk kartu pos yang sudutnya sedikit terlipat dan mungkin ada pula goresan, namun hanya sedikit dan tak begitu kentara. Tingkatan paling rendah disebut Fair, untuk kartu pos yang kondisinya ada bekas lipatan dan goresan, tetapi masih merupakan benda koleksi berharga bila kartu pos itu tergolong langka, misalnya karena dicetak dalam jumlah yang hanya sedikit.

Tuesday, April 15, 2008

10 Jurus Mendapatkan Foto Berkualitas dengan Ponsel

Kamera saat ini menjadi fitur yang cukup penting dalam penggunaan ponsel. Kualitas kamera dalam ponsel seringkali menjadi pertimbangan utama pemilihan sebuah produk.

Ponsel dengan kamera berkualitas baik biasanya mahal, namun dengan ponsel berkamera standar pun kita sebenarnya bisa memaksimalkan fitur menarik ini dengan teknik pengambilan gambar yang baik. Dikutip dari detikINET dari dPS, Rabu (2/4/2008), berikut ini 10 hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil gambar yang baik dari kamera ponsel.

1. Pencahayaan yang Cukup
Semakin baik pencahayaan, akan semakin baik pula hasil foto yang didapat. Hasil pemotretan di luar ruangan biasanya lebih baik daripada di dalam ruangan karena cahaya lampu harus diseimbangkan dengan cahaya lain agar objek terlihat natural.

2. Atur Jarak Kamera dan Obyek
Kamera ponsel memiliki resolusi yang terbatas bila dibandingkan dengan kamera digital sehingga obyek yang difoto harus berjarak dekat agar obyek tak terlihat kecil. Pengaturan jarak kamera dan obyek dapat diatur dengan fitur zoom. Sebaliknya, foto dengan jarak yang terlalu dekat dengan obyek menyebabkan distorsi dan foto yang tidak fokus.

3. Jaga Kestabilan Kamera
Tidak hanya kamera ponsel, kamera apapun juga akan menghasilkan foto yang baik dalam keadaan stabil. Semakin stabil kamera, semakin baik foto.

4. Gunakan Fitur Edit Foto
Edit foto dengan fitur yang ada dalam ponsel sesuai kebutuhan sehingga hasil foto sesuai dengan keinginan.

5. Simpan Semua Hasil Jepretan Foto
Jangan terburu-buru membuang foto yang terlihat jelak di ponsel karena di foto tersebut bisa saja terlihat bagus saat ditampilkan di layar komputer dengan berbagai editan dari software tertentu.

6. Gunakan Zoom Apabila Diperlukan
Fitur zoom yang ada di ponsel boleh saja digunakan jika memang diperlukan, namun hasil foto akan lebih baik jika pengaturan jarak dilakukan manual bukan dengan zoom.

7. Cari Foto Dengan Angle yang Berbeda
Foto-foto aneh seringkali dianggap unik. Ambil foto dengan angle yang tidak biasa, sehingga hasil foto pun menjadi luar biasa.

8. Atur Susunan Objek Foto
Keseimbangan dan keteraturan objek yang akn difoto akan menentukan bagus tidaknya hasil jepretan.

9. Jaga Kebersihan Lensa Kamera
Simpan ponsel di tempat aman. Meskipun kamera ponsel tidak sesensitif kamera digital, namun kebersihannya tetap harus terjaga sehingga pemanfaatannya maksimal.

10. Pilih Resolusi Tertinggi
Semakin tinggi resolusi kamera akan semakin baik foto yang didapat, meskipun memori yang dibutuhkan akan semakin besar.

Sumber : http://www.detikinet.com

Monday, April 14, 2008

Tips Menulis Title Pages untuk google dan Yahoo

search engine menjadikan title page sebagai salah satu acuan penting dalam menentukan relevan atau tidaknya sebuah halaman. Title Pages ini kasarnya merupakan judul dari sebuah halaman, jadi seharusnya sebuah judul mencerminkan isi content halaman tersebut.



Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Jumlah karakter
Dari sumber yang saya baca title page anda optimal 80 karakter bila dioptimasi untuk google dan untuk yahoo berkisar 115 karakter. Maksudnya optimal adalah jika melebihi dalam batas wajar, tidak akan berakibat buruk, tapi tentu saja diperhitungkan density dari title anda, mungkin akan lebih baik jika menggunakan makssimal 80 karakter saja.

Sementara setelah saya lakukan percobaan, google hanya menampilakan maks 65 karakter dalam SERP-nya, dan yahoo sekitar 115 karakter dengan spasi dan tanda baca.
Dari sini juga saya menemukan, bahwa title page setelah karakter ke 65 dari google tidak terlalu membantu, dalam kasus ini ada sebuah situs yang terlisting no 1 di google dengan keywords “tidak saya sebut”. Situs ini memiliki title yang lebih dari 65, saya tambahkan keyword dengan “di indonesia” (keywords ini ada di posisi setelah karakter ke 65). Ternyata, situs ini bahkan dikalahkan oleh situs yang dalam halamannya tidak ada sama sekali keyword “indonesia”.

Sebagai catatan kedua situs memiliki pagerank 4. Dari sini saya menyimpulkan title setelah karakter ke-65 lebih kecil pengaruhnya daripada inbound text link. ( Situs kedua yang tidak memiliki keywords “indonesia“ di dalamanya kemungkinan terlisting karena memiliki inbound text link “indonesia“).

2. Jangan menggunakan kata-kata yang di filter search engine.
Untuk situs yang berbahasa “english”, kata seperti is, are dll sebaiknya tidak disertakan dalam title. Sedangkan untuk situs berbahasa indonesia, sepertinya tidak terlalu berpengaruh, karena setahu saya sekarang, kata “yang” , “dan” dsb tidak difilter search engine. (IMHO)

3. Buang kata-kata yang tidak berguna
Kata seperti seperti “selamat datang di situs kami” dsb lebih baik tidak disertakan.

4. Kurangi penggunaan separator
Kalau memungkinkan jangan karena memiliki title yang panjang terus ditambah separator, akhirnya jumlah karakter melebihi jumlah karekter maksimal yang disarankan.

Dalam pemilihan title juga tidak lepas dari bagaimana memilih keywords yang baik. Dan jangan lupa dalam konten anda memiliki density yang bagus dari judul/title yang anda pilih.

sumber : http://www.son.web.id/2007/03/29/tips-menulis-title-pages-untuk-google-dan-yahoo/

Tuesday, April 8, 2008

Investasi Lewat Barang Koleksi

Salah satu cara investasi ialah membeli barang-barang koleksi. Tentu saja, barang-barang yang dibeli memiliki nilai lebih dibanding barang biasa. Sebuah barang dinilai memiliki nilai khusu bila langka, unik, dan memiliki nilai sejarah. Ini alternatif dari investasi dalam bentuk tabungan dan deposito di bank. Koleksi barang yang selama ini dikenal luas ialah lukisan, patung, mobil tua, perangko, keramik,
Kegemaran pada barang tertentu merupakan modal Anda untuk menjadi kolektor. Sebagai contoh, orang yang suka pada lukisan mulai sekarang bisa mulai mengoleksi lukisan-lukisan yang disukainya. Pilih lukisan yang sesuai dengan selera kolektornya.
Agar tidak terjebak membeli barang-barang tidak bernilai khusus, baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu kelebihan barang tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari majalah koleksi yang diterbitkan balai lelang. Misalnya, majalah yang diterbitkan oleh balai lelang Christie. Jangan ragu untuk menanyakan sebuah barang pada ahlinya. Dalam dunia lukisan dikenal kurator lukisan dan pengamat seni rupa. Untuk melihat harga standar perangko, silakan lihat katalog perangko yang diterbitkan rutin.
Safir Senduk membedakan istilah kolektor dan investor. Kolektor ialah orang yang lebih senang untuk memiliki barang koleksi selama mungkin. Ia membeli barang karena senang akan barang tersebut. Sedangkan investor, membeli barang untuk dijual kembali dan mendapatkan keuntungan. Membeli barang pada kolektor sangat sulit, karena mereka sangat sayang pada barangnya. Mereka berat untuk melepas barang yang dimilikinya.
Untuk membeli barang koleksi Anda harus memperhatikan harga belinya. Macam-macam harga untuk barang koleksi. Ada yang bisa didapatkan dengan harga murah, ada yang harus diperoleh dengan menawarkan harga tinggi. Untuk mengetahui harga pasaran terkini sebuah barang koleksi, anda bisa mendapatkan informasi dari pelbagai pihak. Jangan sampai terjebak membeli barang biasa-biasa saja dengan harga tinggi. Hati-hati dengan transaksi penipuan ketika membeli barang koleksi. Cara paling aman ialah membeli barang di balai lelang atau dealer barang, ataupun kolektor yang bisa dipercaya. Jika anda membeli barangnya di loakan atau orang yang menawarkan barang, anda sebaiknya memiliki pengetahuan terlebih dahulu tentang barang tersebut sebelum membeli.

Sumber : http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/1693177-investasi-lewat-barang-koleksi/

Monday, April 7, 2008

Bagaimana Memulai Menulis?

Bagaimana Memulai

Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Saya sendiri merasa alternatif kedua lebih enak. Ini karena kemampuan daya serap saya terhadap teori sangat terbatas. Saya pernah mencoba belajar teori menulis. Hasilnya? Pusing. Bukan hanya itu, bahkan dalam belajar bahasa Inggris pun, saya cenderung langsung membaca buku, koran atau majalah. Pernah saya coba belajar bahasa Inggris dengan membaca grammar, hasilnya sama: pusing kepala.

Sulitkah Menulis?

Sulitkah menulis? Iya dan tidak. Sulit karena kita menganggapnya sulit. Mudah kalau kita anggap “santai”. Eep Saifullah Fatah, penulis dan kolomnis beken Indonesia, mengatakan bahwa menulis akan terasa mudah kalau kita tidak terlalu terikat pada aturan orang lain. Artinya, apa yang ingin kita tulis, tulis saja. Sama dengan gaya kita menulis buku diary. Setidaknya, itulah langkah awal kita menulis: menulis menurut gaya dan cara kita sendiri. Setelah beberapa kali kita berhasil mengirim tulisan ke media — dimuat atau tidak itu tidak penting– barulah kita dapat melirik buku-buku teori menulis, untuk mengasah kemampuan menulis kita. Jadi, tulis-tulis dahulu; baca teori menulis kemudian. Seperti kata Rhoma Irama, penyanyi kesayangan Malik Sarumpaet.

Topik Tulisan Topik tulisan, seperti pernah saya singgung dalam posting beberapa bulan lalu, adalah berupa tanggapan tentang fenomena sosial yang terjadi saat ini. Contoh, apa tanggapan Anda tentang bencana gempa dan tsunami di Aceh? Apa tanggapan Anda seputar pemerintahan SBY? Apa tanggapan Anda tentang dunia pendidikan di Indonesia? Dan lain-lain.

Sekali lagi, usahakan menulis sampai 700 kata dan maksimum 1000 kata. Dan setelah itu, kirimkan langsung ke media yang dituju. Jangan pernah merasa tidak pede. Anda dan redaktur media tsb. kan tidak kenal. Mengapa mesti malu mengirim tulisan? Kirim saja dahulu, dimuat tak dimuat urusan belakangan. Keep in mind: Berani mengirim tulisan ke media adalah prestasi dan mendapat satu pahala. Tulisan dimuat di media berarti dua prestasi dan dua pahala. Seperti kata penulis dan ustadz KBRI, Rizqon Khamami.

Rendah Hati dan Sifat Kompetitif

Apa hubungannya menulis dengan kerendahan hati? Menulis membuat kita menjadi rendah hati, tidak sombong. Karena ketika kita menulis dan tidak dimuat, di situ kita sadar bahwa masih banyak orang lain yang lebih pintar dari kita. Ini terutama bagi rekan-rekan yang sudah menjadi dosen yang di mata mahasiswa-nya mungkin sudah paling ‘wah’ sehingga mendorong perasaan kita jadi ‘wah’ juga alias ke-GR-an.

Nah, menulis dan mengririm tulisan ke media membuat kita terpaksa berhadapan dengan para penulis lain dari dunia dan komunitas lain yang ternyata lebih pintar dari kita yang umurnya juga lebih muda dari kita. Di situ kita sadar, bahwa kemampuan kita masih sangat dangkal. Kita ternyata tidak ada apa-apanya. Ketika kita merasa tidak ada apa-apanya, di saat itulah sebenarnya langkah awal kita menuju kemajuan.

Kita juga akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya.
Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti KOMPAS, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat. Bayangkan kalau Anda termasuk dari yang empat itu. Itulah prestasi. Dan dari situlah kita juga belajar menghargai prestasi dan keilmuan serta kekuatan mental juara seseorang.

It’s your choice: you are either being a loser or a winner. Being a loser is easy. Just sit down in the chair, behind your desk. And feel comfort with your hallucination of being “a great guy” which is actually not, as a matter of fact.[]

Sumber: www.fatihsyuhud.com

Wednesday, April 2, 2008

Tips Memulai Bisnis dari Hobi

Hobi adalah cara tepat untuk memulai bisnis. Mengapa? Karena menggabungkan antara kesenangan, minat dan bakat. Dengan begitu, Anda tidak akan merasa terbebani saat bekerja atau membangun bisnis. Seolah-olah Anda melakukannya sambil bermain. Bukan itu saja, jika itu adalah hobi, maka pasti Anda sudah tahu seluk-beluknya bahkan sampai detil. Misalnya saja Anda hobi merawat tanaman. Pasti Anda tahu di mana mendapatkan bibit yang baik, tempat membeli pupuk, media dan bahan penunjang lainnya dengan harga murah dan cara perawatan dan budidaya tanaman. Mungkin juga Anda sudah bergabung dengan komunitas hobiis yang sama. Ini mempermudah Anda memperoleh informasi dan relasi.

Lalu, bagaimana untuk memulai bisnis dari hobi ini? Sebenarnya hampir sama dengan memulai suatu bisnis baru. Bedanya, Anda sudah punya basis pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang memadai. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:

1. Tekuni Hobi Anda
‘Practice makes perfect’ . Jika selama ini Anda melakukan hobi karena untuk mengisi waktu luang atau iseng, mulai kini Anda harus tekun berlatih. Jangan lupa praktik langsung dari semua teori yang sudah Anda pelajari. Dengan terus berlatih, kemampuan Anda akan meningkat dan Anda mampu menghasilkan produk terbaik. Ini tentu akan menaikkan nilai jualnya.

2. Tambah pengetahuan Anda
Tidak cukup jika mengandalkan pengalaman. Anda perlu menambah pengetahuan melalui kursus, seminar atau pelatihan yang berkaitan dengan hobi. Lewat aktivitas semacam itu, Anda akan memperoleh pengetahuan serta sertifikat yang bisa menaikkan personal branding dan prestise. Ini akan menumbuhkan kepercayaan pelanggan. Tak ada salahnya membaca buku, majalah, internet atau media lain untuk meningkatkan pengetahuan Anda. Dengan mengikuti milis (mailling list) sesuai hobi, Anda bahkan bisa memperoleh tambahan wawasan. Bisa jadi malah ketemu ahlinya langsung. Tentunya ini sangat bermanfaat.

3. Belajar dari Ahlinya
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Tidak perlu pengalaman itu Anda alami sendiri. Anda bisa menimba pengalaman dari pelaku bisnis yang telah sukses. Misalnya belajar dari pengusaha tanaman hias yang telah sukses. Atau belajar dari dosen peneliti yang mumpuni. Belajar langsung dengan para pakar dan orang yang sukses menjalankan hobi sesuai yang Anda tekuni, akan meningkatkan kemampuan Anda. Ini adalah cara terbaik untuk menghasilkan sebuah produk yang bagus dan kompetitif baik dari segi kualitas maupun harga. Bahkan Anda bisa mengukur kemampuan dan hasil karya Anda.

4. Pasarkan produk Anda
Jika produk Anda sudah siap, segera pasarkan. Untuk tahap awal, bisa ditawarkan ke komunitas yang Anda ikuti. Atau ke lingkungan terdekat seperti tetangga dan saudara. Keuntungannya, Anda bisa meminta masukan tentang produk Anda, dan memperbaikinya sebelum disebarluaskan. Jika respon mereka bagus, Anda bisa mencoba menawarkan ke toko-toko. Hanya saja, beberapa jenis toko hanya mau menerima barang dari suplier tertentu.
Atau kalau tidak, mereka memberikan syarat tertentu, semisal jumlah minimal item barang, kontinuitas pasokan, potongan harga, dll.
Jika produk Anda unik dan tidak pasaran, lebih baik melakukan pemasaran online. Selain murah, Anda bisa menjangkau konsumen yang tepat.

5. Jangan lupa: Promosi!
Pemasaran yang baik perlu ditunjang dengan promosi yang baik pula. Jangan malas untuk mempromosikan produk Anda. Promosi bisa dilakukan dengan banyak cara. Jika ingin gratis, bisa lewat situs iklan gratisan. Atau beriklan di milis-milis. Jika ingin promosi secara personal, bisa dengan membagikan sampel kepada calon pembeli kita. Memberi bonus pada jumlah pembelian tertentu juga bagus untuk promosi. Umumnya bila pelanggan puas, mereka akan bercerita kepada orang lain.

Yang perlu dicatat pula, sebelum benar-benar terjun ke bisnis, Anda tetap perlu melakukan riset pasar dan membuat business plan meskipun secara sederhana. Ini untuk menghindari terbuangnya tenaga, waktu dan biaya. Selain itu, Anda jadi tahu dari beberapa hobi yang Anda punya, hobi mana yang bisa dijadikan usaha. Jadi, sudah siapkah hobi Anda dibisniskan?

Salam sukses!

Dessy Danarti, penulis buku “Dari Hobi menjadi Hoki” (Andi, 2005)

Tuesday, April 1, 2008

Menyulap Foto Pemandangan Jadi Lukisan

Jika Anda suka lukisan pemandangan tetapi tidak bisa melukis, ada sebuah cara untuk membuat karya lukis sendiri. Hasilnya merupakan benar-benar asli ciptaan Anda, tanpa menjiplak atau mengkopi.

Selain itu lukisan ini dapat dibuat tanpa perlu berlepotan cat-cat dan tanpa memegang kuas. Yang perlu Anda lakukan hanyalah menjepretkan kamera untuk mendapatkan foto pemandangan dan gunakan bantuan Adobe Photoshop. Berikut ini adalah cara pembuatannya:

1. Pilih dan buka gambar

Sebelum memulai, siapkanlah foto yang akan Anda jadikan lukisan. Anda dapat langsung menggunakan koleksi foto, atau men-download dari Internet. Foto dengan objek pemandangan alam terbuka merupakan foto terbaik yang bisa dijadikan sebagai lukisan. Sedangkan foto dengan objek lain seperti misalnya foto manusia, kurang bisa menghasilkan lukisan dengan baik dengan teknik ini. Setelah foto tersedia, bukalah menggunakan Photoshop. Foto Anda akan terbuka dalam jenis background.

2. Gandakan gambar

Setelah foto terbuka, gandakanlah foto Anda ini dengan melakukan drag dan drop foto Anda yang asli menuju ikon create a new layer < > yang ada pada bagian bawah tab Layer. Sesaat kemudian akan terbentuk duplikasi gambar yang letaknya ada diatas gambar aslinya. Gambar hasil gandaan Anda tadi akan langsung menjadi berjenis Layer, sehingga Anda dapat melakukan modifikasi lebih lanjut dan fleksibel lagi. Tujuan digandakan layer ini adalah untuk menutupi gambar aslinya dengan gambar yang akan dimodifikasi.

3. Beri efek Find Edges

Setelah gambar terduplikasi, klik thumbnail layer baru hasil duplikasi tadi pada tab Layer. Setelah itu berikan efek Find Edges. Caranya, klik menu Filter | Stylize | Find Edges. Efek Find Edges ini akan melakukan pencarian garis batas tepi semua objek yang ada di dalam foto. Kemudian semua warna dihilangkan dan hanya tepian tersebut yang ditandai dengan garis-garis hitam. Jika ada bagian foto atau objek yang tidak memiliki atau tidak diakhiri dengan garis tepi yang jelas, maka otomatis akan menjadi area putih saja.

4. Atur Blending mode

Setelah Anda mendapatkan efek Fine Edges pada layer yang baru tersebut, aturlah opsi Blending mode dari layer ini menjadi Multiply. Caranya, klik dropdown menu pengaturan Blending mode yang ada pada tab Layers di sebelah dropdown menu Opacity, biasanya terisi dengan opsi Normal. Setelah diklik, pilih opsi Multiply di dalamnya, maka gambar Anda akan tampak seperti ditambahkan dan disatukan dengan gambar asli di bawahnya. Dengan efek ini saja Anda sudah mendapatkan foto sudah tampak seperti lukisan pemandangan dengan jenis lukisan cat minyak.

5. Beri efek Pensil warna

Untuk memainkan nuansa-nuansa pada lukisan Anda, Anda bisa memberikan beberapa efek tambahan. Untuk membuat lukisan Anda menjadi sebuah lukisan yang dibuat dengan menggunakan pensil warna, Anda dapat memberikan efek Colored pencil pada layer yang paling atas tadi. Caranya, kliklah menu Filter | Artistic | Colored pencil… Aturlah parameter-parameter yang ada di dalam efek ini sesuai dengan keinginan dan selera Anda. Setelah selesai, klik OK, maka lukisan pensil warna sudah bisa Anda dapatkan.

6. Beri efek kanvas

Untuk menciptakan nuansa lukisan diatas kanvas pada foto Anda, berikanlah efek kanvas di atasnya. Caranya, masih pada layer yang paling atas, klik menu Filter | Texture | Texturizer. Setelah window opsinya terbuka, pilih opsi Canvas pada pengaturan Texture. Setelah itu atur parameter scaling menjadi lebih besar dari 100 % dan relief menjadi 8. Anda dapat juga mengatur arah datangnya cahaya pada kanvas tersebut. Bereksperimenlah dengan opsi-opsi ini. Setelah selesai klik OK, maka Anda sudah mendapatkan foto Anda dilukis di atas kanvas.

7. Simpan menjadi skin

Lukisan siap dinikmati. Setelah semuanya selesai, Anda sudah bisa mendapatkan tiga jenis lukisan ciptaan sendiri dengan cara relatif mudah, tanpa biaya, tanpa berkotorkotor terkena cat, dan tanpa harus bisa melukis pula. Yang perlu Anda perhatikan dalam pembuatan lukisan ini adalah pemilihan foto pemandangan yang cocok untuk teknik ini. Foto pemandangan alam terbuka dengan pohon dan gunung mungkin adalah yang paling cocok dibuat dengan teknik ini. Pilihlah koleksi foto Anda yang sesuai dengan kriteria ini.

Selamat mencoba!


Sumber : PC Media